CORETAN PENGHIBUR
Barangkali deru pantai senja yang rebah di matamu adalah angin yang tiba-tiba lindap, menusuk liang puisiku yang pekat. Hening
telah luruhkan beribu kata di tepian pantai, serupa huruf kaku yang kau eja.
Katamu, senja selalu datang menghampiri bulan. Tapi kataku, perjumpaan selalu mengawali kehilangan seperti jejak-jejak yang sengaja ditinggal para arkeolog yang tersesat. Lalu bagaimana kau akan mengukur ruas jalan sepanjang kenang ?
Maka seperti apa sungai yang meluluhkan riak sampanmu yg berderak ?! Dawai biola yang kau petik di patahan senja adalah denting kegaiban
yang meninggalkan aksara di puncak sunyi. Dan
kau datang laksana malam, melarutkan tempias di kaca jendela yg terguyur.
Ah,
puisiku barang kali hanyalah dongeng yg menggigilkan rindumu di tanah leluhur
tapi doaku, semoga bait ini membawa makna, meski entah sampai kapan kata-kata akan sirna.
Kaulah
perempuan itu, yang terlelap dalam buai sunyi. Memintaku
memahat sebaris puisi. Lalu sesekali kau usir hikayat sepi, dari pintumu yang
terkunci....